Loteng, DS-Kades Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Agus Wirahadi, menyelamatkan warganya dari rencana perkawinan anak. Padahal, warganya yang masih berusia 15 tahun itu sudah dilarikan sebanyak dua kali oleh pria yang masih berusia 14 tahun.
Peristiwa melarikan gadis SMP itu semula terjadi pada Kamis (30/1). Kala itu, Mawar, sebut saja demikian, dilarikan Mercon (juga nama samaran), pria yang tidak bersekolah dari desa tetangga di kecamatan yang sama.
Karena sehari tidak pulang, dan diketahui bahwa Mawar dilarikan Mercon, salah seorang Kadus di Desa Selebung kemudian mencarinya ke kediaman si lelaki. Saat dijemput pada Jumat (31/1), Mawar mau diajak pulang kembali ke rumah orang tuanya.
Namun, keesokan harinya Mawar kembali menghilang. Menerima laporan Mawar dilarikan lagi, Kades Selebung kemudian turun tangan. Ia mendatangi rumah Mercon.
Anehnya, orangtua Mercon sebagaimana dituturkan Kades, malah ngotot hendak mengawinkan anaknya dengan Mawar yang memiliki wajah cantik jelita itu. Agus pun bersikeras menolak, apalagi pihaknya juga sedang melakukan finalisasi sebuah Perdes tentang pencegahan perkawinan anak yang di dalamnya mengatur masalah sanksi
Memaparkan dampak buruk dan sanksi yang bisa diterima jika orangtua Mercon memaksakan anaknya menikah, Mawar akhirnya dilepas kembali pulang. Orangtua Mawar yang menolak putrinya dibawa merariq, mulai saat itu waspada dan selalu terjaga karena khawatir Mawar dibawa lari lagi.
“Setiap kali saya mengantuk, saya masukkan kepala saya ke dalam air agar tidak ketiduran. Takut anak saya dilarikan lagi, ” kata pria yang berharap anaknya fokus belajar.
Selain berhasil memisahkan rencana perkawinan itu, Kades Selebung, Agus Wirahadi, pun terus memantau warganya itu. Ia memberikan sosialisasi kepada keluarga tersebut agar fokus pada perkembangan Mawar yang merupakan bungsu dari dua bersaudara.
“Jaga selalu komunikasi antara anak dan orangtua, ” ujarnya ketika melakukan kunjungan bersama LPA. NTB pada Senin (3/2).
Kades pun mengajak Mawar agar bergabung bersama Forum Anak di desa setempat serta memberi ruang mengikuti kursus bahasa Inggris yang menjadi salah satu program Desa Selenung bagi anak muda.
Agus berharap para remaja di desanya disibukkan dengan hal hal positif sehingga tidak mudah terbujuk melakukan perkawinan dini.
Sekretaris LPA NTB, Sukran, yang hadir dalam kunjungan di kediaman Mawar, memberi pandangan dampak buruk perkawinan di usia muda. Ia mengharapkan Mawar tetap bersekolah.
Baik pihak Desa maupun Lembaga Perlindungan Anak (LPA) akan mengawal Mawar agar sekolah menerima gadis kecil itu kembali bersekolah tanpa ada pembullyan.
LPA NTB sendiri tengah menjalankan program Berani II di Desa Selebung yang fokus pada pencegahan perkawinan anak. Selain deklarasi kepala desa, berbagai program lain sudah dijalankan seperti parenting, dialog warga dan penerbitan Perdes.
Sementara itu, Mawar dalam pertemuan tersebut menyadari kekeliruannya dan bersedia untuk memberi rasa bangga orangtuanya. Ia pun bertekad tetap sekolah menyelesaikan bangku SMP, SMA hingga bangku kuliah. Ian