Selong, DS-Menjelang Hari Raya idul Adha, harga sapi ternak di tingkat peternak mulai meroket, baik sapi biasa maupun sapi besar seperti simental, limosin dan lainnya.
“Alhamdulillah beberapa minggu ini harg sudah mulai naik. Kalau pada saat sebelum pemberangkatan haji harganya biasa saja,” terang Handri Ketua kelompok ternak saling Kangen, Desa Pringgasela Timur, Kecamatan Peringgasela.
Harga sapi kurban jenis sapi biasa saat ini mencapai Rp 12-13 juta per ekor. Sedangkan harga sebelumnya dari Rp 10 juta. Sedangkan sapi besar seperti sapi mental, Limosin dan sapi besar lainnya yang sebelumnya di harga Rp 13 juta saat ini sudah mencapai Rp 16-20 juta per ekor.
Permintaan sapi kurban tahun ini juga meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan beberapa peternak memilih menahan tidak menjual sapi ternaknya. Sebab diperkirakan harga sapi akan kembali naik H-5 idul Adha.
“Meskipun ditawar banyak teman-teman peternak yang memilih untuk tidak menjual sapinya. Karena lebaran masih beberapa Minggu dan biasanya harga akan semakin mahal menjelang lebaran. Mudah-mudah bisa membalikkan modal saat Saat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kemarin,” imbuhnya.
Dari 50 orang anggota kelompok, jumlah populasi ternak mencapai 200 ekor lebih, siap kurban. Sebagian besar sapi ternak dari kelompok saling Kangen hanya menyuplai kebutuhan kurban untuk Lotim saja.
“Sapi-sapi yang ada di kandang ini tidak dibawa keluar. Hanya untuk dijual di Lotim saja. Itu kami lakukan untuk mengatasi adanya penyakit yang akan menular ke ternak kami,” katanya.
Proses keluar masuk sapi ternak di kandang tersebut diperketat. Lalu lintas ternak harus betul-betul jelas asal usulnya. Peternak yang menjual sapi hanya diperbolehkan menjual ke saudagar yang juga memjadi anggota kelompok dengan mengikuti harga saat ini dipasar hewan. Hal ini untuk keamanan dan kesehatan hewan.
Dipastikan hewan kurban yang dibeli dari kelompok ini terbebas dari penyakit. Semua sapi yang yang ada dikandang kelompok terawat dengan baik. Mulai dari kebersihan kandang, pakan, kesehatan ternak sendiri dan sapi-sapi tersebut juga secara rutin di kontrol oleh petugas Kesehatan hewan.
“Insyaallah sapi-sapi yang ada di kandang ini sehat-sehat. Kalau sapi besar kami jual dengan cara ditimbang dengan harga Rp 50 ribu perkilogram saat ini. Kalau sebelumnya itu kurang dari Rp 40 ribu perkilo uang hidup. Kalau sapi biasa tidak ditimbang,” Tandasnya.
Terpisah Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lotim Drh Hultatang menambahkan berdasarkan data yang sudah masuk ke Dinas Peternakan jumlah hewan kurban yang masuk untuk sapi dan kambing masing-masing mencapai seribu ekor.
“Kalau tahun 2023 itu jumlah sapi kurban sebanyak 3.000 ekor sedangkan kambing dibawah 3.000. mudah-mudahan tahun ini bisa meningkat dari tahun lalu,” katanya.
Puncak pembelian hewan kurban biasanya terjadi H-2 sampai H-1 sebelum lebaran. Harga hewan kurban juga diperkirakan juga akan semakin mahal menjelang lebaran. Jumlah sapi ternak siap kurban di Lotim mencapai puluhan ribu. Selain untuk kebutuhan Lotim, sapibyeenak Lotim juga banyak dikirim ke luar kabupaten.
Ia memastikan semua sapi kurban asal Lotim terbebas dari berbagai penyakit. Sebab sejauh ini tidak ada ditemukan satu hewan ternak yang terjangkit penyakit yang sifatnya zoonosis. Sehingga daging sapi kurban itu aman untuk dikonsumsi.
“Kita sampai saat ini masih terbebas dari penyakit-penyakit yang sifatnya zoonosis seperti antraks, cacing hati dan penyakit -penyakit menular lainnya, termasuk PMK. Sapi kurban itu akan kita periksa pemeriksaan sebelum dan sesudah dipotong,” ujarnya.li